Kemerdekaan, dekolonisasi, kekerasan, dan perang di Indonesia, 1945-1950 adalah program penelitian bersama tiga lembaga penelitian Belanda, yaitu Insititut Kerajaan Belanda untuk Kajian Asia Tenggara dan Karibia (KITLV), Institut Belanda untuk Sejarah Militer (NIMH), dan Institut Belanda untuk Studi Perang, Holocaust, dan Genosida (NIOD). Hasil akhir penelitian ini akan disajikan pada bulan Februari 2022.

Pendekatan penelitian

Program penelitian ini mengkaji dinamika kekerasan yang terjadi sejak dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, selama periode kekacauan dari Agustus 1945 hingga awal 1947, sampai dengan akhir Perang Kemerdekaan Indonesia di akhir tahun 1949. Program penelitian ini terdiri dari 8 subprogram penelitian yang melihat secara menyeluruh sifat, penyebab, dan dampak kekerasan yang dilakukan oleh Belanda selama rentang waktu tersebut di atas. Kekerasan ini dikaji dalam lingkup politik dan sosial, serta konteks internasional  yang lebih luas. Aspek hukum, politik, dan militer, berikut dampak kekerasan tersebut terhadap beragam kelompok masyarakat di Indonesia juga dikaji secara menyeluruh. Begitu juga dengan dampak sosial dan politik yang menimpa kelompok masyarakat di Belanda. Silakan baca lebih lanjut tentang perkembangan desain penelitan ini di sini.

Kerjasama internasional

Beberapa subprogram penelitian melibatkan para peneliti dari Indonesia dan beberapa negara lain. Kerjasama tersebut dilakukan untuk, misalnya, subprogram Studi Regional yang menggali dampak perang dalam lingkup lokal dan regional di Indonesia, dan subprogram Penelitian Komparatif Mengenai Perang-perang Dekolonisasi yang memperbandingkan perang-perang kemerdekaan lain yang terjadi di berbagai tempat pada kurun waktu yang sama.

Hasil penelitian

Program penelitian ini akan berakhir pada bulan Februari 2022. Hasil akhirnya berupa publikasi komprehensif yang mencakup sejumlah koleksi dan monograf, yang akan diterbitkan dalam dua atau tiga bahasa (Belanda, Inggris, dan Indonesia). Para peneliti dari Indonesia akan menerbitkan karya tulisnya masing-masing, atau menulis bersama dengan rekan peneliti dari Belanda.

Pelibatan sosial

Dua lembaga telah dibentuk guna kepentingan penelitian ini, yakni  Kelompok Penasihat Ilmiah dan Kelompok Pemerhati Sosial. Selain dengan dua badan ini, topik kajian pada penelitian ini juga turut dibahas dengan banyak kelompok atau organisasi kemasyarakatan lain baik di Belanda ataupun di Indonesia.

Saksi dan Rekan Sezaman

Subprogram Saksi dan Rekan Sezaman bertujuan untuk mengumpulkan kisah-kisah pribadi dari Belanda dan Indonesia. Lewat subprogram ini, kami mengundang orang-orang yang hidup pada periode 1945-1949, atau yang memiliki cerita masa-masa tersebut untuk berbagi dengan kami baik lewat surat, wawancara, atau dokumen ego. Melalui cara ini, kisah-kisah tersebut dapat dilestarikan untuk generasi mendatang.

Sebelumnya

Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap perang yang dilancarkan Belanda terhadap Indonesia di antara tahun 1945 dan 1949 kian tumbuh. Perhatian baru ini mulai muncul di tahun 2008 melalui tuntutan hukum terhadap Negara Belanda yang dilayangkan oleh para kerabat korban perang di Indonesia yang diwakili oleh Komite Utang Kehormatan Belanda, KUKB, melalui Jeffry Pondaag dan pengacaranya, Liesbeth Zegveld, sampai dengan tulisan-tulisan karya beberapa jurnalis investigasi, serta berbagai film dokumenter ihwal perang tersebut. Selanjutnya, karya akademik Rémy Limpach yang bertajuk De brandende kampongs van generaal Spoor (‘Pembakaran Kampung oleh Jenderal Spoor’) yang menggali keterlibatan tentara Belanda dalam kekerasan ekstrem  yang terstruktur turut menyumbang banyak terhadap ketertarikan publik terhadap perang ini.

Terbitnya buku karya Limpach di bulan September 2016 akhirnya mendorong Pemerintah Belanda untuk mendanai sebuah program penelitian mandiri dan mendalam ihwal perang di Indonesia. Dengan demikian, pemerintah Belanda kembali mempertanyakan posisi resmi pemerintah yang sejak tahun 1969 menganggap bahwa tidak pernah terjadi ‘kekejaman sistematis’ dari pihak militer Belanda selama perang berlangsung, serta ‘angkatan bersenjata Belanda secara keseluruhan bertindak sesuai dengan aturan selama berada di Indonesia’.

Apabila Anda memiliki pertanyaan atau tanggapan tentang program penelitian ini, silakan hubungi kami melalui email ke info@ind45-50.nl. Selain itu, jawaban atas pertanyaan yang sering diajukan dapat dilihat di sini.

Britse tanks patrouilleren in de straten van Batavia. Op de tram onafhankelijkheidsleuzen. (Opname: 29-10-1945) BeeldbankWO2/NIOD
BeeldbankWO2/NIOD